IPM Memandang Pendidikan

Rifqy Naufan Alkatiri
(Anggota KFP PW IPM Jawa Timur Fokada Malang Raya 2014-2017)

   Saat ini pendidikan adalah hal yang penting, baik untuk sarana seseorang utnuk menggapai masa depan, maupun sebagai pembangun akhlaq. Sebelum pendidikan berjalan seperti sekarang, banyak arah dan tahapan-tahapan yang telah dilalui. K.H. Ahmad Dahlan adalah seorang pelopor pendidikan seperti di masa sekarang di Indonesia, dimana saat penjajahan dahulu hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengenyam pendidikan. Terinspirasi dari pentingnya pendidikan untuk agar seseorang tidak mudah dijajah dan supaya orang lebih pandai serta mengerti arti penting persatuan dan kesatuan. K.H. Ahmad Dahlan mendirikan sekolah yang memadukan antara pendidikan formal dan pendidikan agama, sehingga bisa membentuk masnusia yang pandai dan berakhlaq mulia.

   Dunia pendidikan dari tahun ketahun telah mengalami perubahan yang banyak, dimana kurikulum juga mengalami peningkatan. Dulu, pengajaran terfokus paga duru dn buku teks yang menimbulkan dampak murid kurang bisa mengeksplor kreatifitasnya. karena segala sesuatunya sudah diatur oleh guru yang berpedoman pada buku teks tersebut. tapi sekarang di kurikulum 2013 yang bahkan telah beberapa kali direvisi ini, pengajaran lebih intens dan fokus pada siswa. Sehingga siswa lebih mengoptimalisasi kreatifitas serta ide-idenya yang dapat meningkatkan fungsi dan kinerja otak mereka.

   IPM sebagai organisasi kepelajaran yang merupakan salah satu ortom Muhammadiyah, memandang pendidikan adalah suatu sarana pelajar untuk beraksi, berkreasi dan berkreatifitas. Melihat dunia pendidikan saat ini yang menilai kadar kepandaian siswa dari UN, yang seolah-olah hanya memfokuskan dan menitikberatkan perhatian siswa pada hanya pelajaran UN saja. Padahal dalam 6 dan 3 tahun pembelajaran, banyak sekali mata pelajaran yang didapat, bukan hanya yang dijadikan bahan UN saja. Jadi, kenapa dalam 6 dan 3 tahun tersebut kok bukan mata pelajaran UN saja yang dipelajari??? Belum lagi biaya yang dikeluarkan begitu banyak, hingga menembus Triliyunan Rupiah, baik CBT ataupun PBT. Padahal yang paling penting bukan hanya nilai saja, melainkan pendidikan spiritual juga dapat memberi kita pendidikan karakter dan hal itu insyaAllah dapat ditemukan dalam kurikulum 2013 ditambah dengan sistem FDS.

   Marilah kita sebagai pelajar Indonesia dan ISlam khususnya mengkaji dan mencetuskan bahwa pendidikan serta kepandaian seorang siswa itu bukan hanya ditentukan oleh UN. Karena bagi seorang siswa, pandai otak dan pandai akhlaq itulah formula untuk sukses di Dunia dan Akhirat...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syari'ah-Fiqh-Fatwa-Qanun-Qadha' : "Makna, Persamaan dan Perbedaanya"

Hari Santri...Substansi dan Simbol...

Paradigma Advokasi Pelajar Berkemajuan