LITERASI TANDA AKSI
Rifqy Naufan Alkatiri
( Sekretaris Umum PD IPM Kota Batu 2017-2019)
Saat mendengar kata literasi, yang teringat di pikiran kita pasti adalah menulis atau membaca. Memang benar literasi dikaitkan dengan bacaan, tulisan dan yang pasti dengan ke-aksara-an. Awalnya literasi digunakan untuk menunjukkan kemampuan untuk bercakap-cakap dan keterampilan hidup. Tapi, kini literasi dipahami sebagai konsep mengolah informasi dan memahami bahan baca tulis. Jadi intinya, literasi adalah kemampuan dasar dan modal utama bagi generasi muda dalam belajar dan menghadapi tantangan masa depan.
Banyak sekali orang yang mengaku mempunyai hobi membaca atau menulis. Tapi menurut saya, membaca atau menulis adalah suatu kebutuhan bagi pelajar dan masyarakat pada umumnya. Karena kalau hanya sekedar hobi, melakukannya saat waktu luang saja, tidak di segala waktu. Tapi kalau kita menganggapnya sebagai kebutuhan, kita akan selalu membutuhkannya, selalu menantinya dan selalu mengerjakannya. Dan bila tidak mendapatkan kebutuhan kita tersebut, maka akan merasakan ada yang kurang atau hilang dalam diri kita. Dengan kebutuhan membaca itu pula, kita bisa berimajinasi atau merancang langkah kita untuk menghadapi masa depan. Sedangkan hakikat literasi di masa modern ini adalah menggunakan dan mengolah informasi untuk mengembangkan pengetahuan.
Saat ini, literasi semakin banyak digencarkan oleh beberapa kalangan dan di beberapa lokasi. Tidak lupa pula, organisasi tercinta IPM juga sedang menggalakan gerakan literasi di kalangan pelajar dan remaja. Sebenarnya IPM sudah lama menggalakkan gerakan literasi, seperti dengan gerakan iqro’-nya yang bisa menguatkan pilar keilmuan di IPM dan di Persyarikatan Muhammadiyah. Selain itu, IPM juga mempunyai majalah pelajar tertua di Indonesia yang bernama “Kuntum”. Majalah ini adalah salah satu prestasi yang membanggakan dalam perkembangan literasi yang sudah diakui oleh masyarakat luas.
Dan Muktamar ke-XX di Samarinda kemarin, membuka babak baru arena jihad literasi IPM dengan menerbitkan beberapa buku karya kader IPM. Sebelumnya muncul juga gebrakan “Gerakan Pelajar Berkemajuan” yang sudah menghidupkan lagi roh gerakan IPM. Setelah lama bersemboyan “Nuun, Wal Qolami Wama Yasthurun”, akhirnya IPM benar-benar memantapkan diri untuk berjihad literasi. Gerakan literasi yang mulai mengaung ini, diharapkan tidak menguap di tingkat atas saja, tapi juga bisa sampai ke tingkat bawah. Dengan gerakan literasinya, IPM sebagai ortom Muhammadiyah bisa mendukung untuk mewujudkan pandangan Indonesia Berkemajuan, khususnya di kalangan pelajar dan remaja. Jihad literasi yang telah IPM lakukan adalah dengan menerbitkan buku, khususnya tentang kepelajaran dan ke-IPM-an. Dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan IPM banyak sekali yang mendukung berkembangnya gerakan literasi di kalangan pelajar khususnya dengan mengangkat tema-tema yang relevan.
Al-Quran telah menyebutkan salah satu tanda keilmuan adalah pena dan tulisan. Dengan menulis setelah melihat dan mendengar dapat dengan mudah memperoleh hasil yang ingin dicapai. Karena dengan menulis sesuatu yang kita peroleh, akan membuatnya membekas dan mendapat kesan mendalam dalam diri. Menulis adalah salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang efektif, karena ilmu yang diperoleh tidak akan cepat hilang dari ingatan ataupun berkas. Bahkan Sahabat Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu pernah berkata “Ikatlah Ilmu dengan Menulis”. Dan IPM telah menyadari hal penting tersebut. Bukti yang paling nyata adalah seperti tersebut di atas tadi, yakni jihad literasi, karena salah satu bentuk literasi adalah menulis.
Tapi selain menulis, membaca juga perlu dan penting. Tingkat minat baca di Indonesia sangat rendah bila dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara. Padahal, dengan membaca kita bisa membuka jendela pengetahuan dunia. Lagi-lagi, hal ini hal ini juga disadari juga oleh IPM. Banyak sekali komunitas-komunitas baca atau perpustakaan yang dibentuk dan dikelola oleh IPM. Dengan dua kesadaran tadi, IPM bisa memadukan antara membaca dan menulis, jadi setelah gencar dengan tulisan dan penerbitan bukunya, maka IPM juga gencar pula dengan peningkatan minat baca di kalangan pelajar dan remaja. Melalui dua hal ini, IPM telah berusaha mewujudkan salah satu maksud dan tujuannya yakni “Terwujudnya Pelajar Muslim yang Berilmu”, guna mensukseskan Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya alias Berkemajuan.
Bila ada segolongan orang yang berkata, “Apa sih yang sudah IPM lakukan?”. Berarti mereka belum tahu bagaimana IPM berjihad literasi. Karena dengan jihad literasi ini kita bisa merubah pola pikir dan tingkah laku pelajar untuk menjadi pelajar berkemajuan, kreatif dan kritis trasformatif. Serta kita juga bisa mendukung negara untuk meningkatan tingkat minat baca rakyat Indonesia agar tidak kalah dengan negara lain khususnya sesama negara Asia Tenggara. Bukti lain pergerakan IPM adalah dengan diraihnya penghargaan OKP terbaik nasional tiga kali, penghargaan OKP terbaik Asia Tenggara (ASEAN TAYO) dua kali dan PPI Awards satu kali. Tentunya banyak lagi gebrakan-gebrakan IPM yang bisa meningkatkan mutu kepelajaran di Indonesia juga dengan kerjasama poros pelajar.
Harapan kami, pasca perumusan gerakan jihad literasi IPM, semua kader dan anggota IPM di seluruh Indonesia bisa menyuarakan satu suara yakni pengawalan gerkan literasi tentunya ranah garapan masing-masing tingkatan dan menjadikannya program berkelanjutan yang tidak jalan ditempat saja. Gerakan literasi ini juga diharapkan menjadi gerakan identik dan khas dari tubuh organisasi IPM dalam mewujudkan terbentuknya pelajar muslim yang sebenar-benarnya alias berkemajuan. Sebagai ikhtiar akan pandangan Indonesia Berkemajuan yang sebenar-benarnya, Muhammadiyah dan IPM harus menunjukkan daya kreatifnya untuk menjadi pelopor pejihad literasi di Indonesia. Karena berbagai manfat dapat diraih dengan gerakan literasi khususnya membaca dan menulis seperti yang paling utama adalah kita bisa meningkatakn daya saing generasi muda Indonesia di anatara negara-negara lain. Yang terakhir, semboyan Nuun, Wal Qolami Wama Yasthurun adalah akar semangat IPM dalam ber-Organisasi dan ber-Jihad literasi yang tidak akan pernah pudar dan tidak akan pernah selesai untuk dikaji dan dijalankan oleh seluruh elemen pergerakan IPM.
Nuun, Wal Qolami Wama Yasthurun
(Tulisan ini dimuat dalam buku Antologi "Pijar Literasi" IPM se-Jawa Timur)
Komentar
Posting Komentar