Islam dan Pelestarian Sumber Daya Air


Rifqy Naufan Alkatiri*


Pendahuluan
            
Dewasa ini, masyarakat di Indonesia khususnya dan masyarakat di seluruh dunia umumnya telah banyak yang merasakan dampak dari masalah lingkungan. Baik itu, kekurangan sumber daya alam, bencana akibat perusakan sumber daya alam dan lain sebagainya. Tak terkecuali dengan masalah yang berkaitan dengan sumber daya air. Padahal, bila kita cermati bersama, air adalah salah satu sumber daya alam yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Mulai dari bangun tidur hingga ridur lagi, manusia tidak akan bisa terlepas dari peran air tersebut.

            
Kini, air menjadi salah satu sumber daya alam yang terpapar masalah lingkungan. Di banyak tempat terjadi kekurangan air, kekeringan dan air yang tercemar. Sebaliknya di beberapa tempat terjadi bencana banjir dan tsunami. Itulah air, bila digunakan dengan baik dia akan sangat berguna dan memberi banyak manfaat. Juga sebaliknya, bila dia diabaikan dan tidak dilestarikan maka dia akan sangat berbahaya dan menimbulkan masalah. Itu semua tentu tidak bisa dibiarkan, harus ada upaya untuk menjaga kelestarian sumber daya alam, terkhusus air. Dan menurut Abdul Fattah Santoso, salah satu pendekatan yang efektif dalam upaya penyadaran akan lingkungan sekitar adalah pendekatan agama[1].

Dalam Islam pula, air juga mendapat perhatian yang cukup besar. Terbukti dengan banyaknya pembahasan air yang difirmankan oleh Allah k dalam Kitab al-Qur’an dan juga Hadits Nabi Muhammad `. Islam juga menggunakan air sebagai salah satu alat dalam ritual keagamaan, misalnya untuk wudhu dan mandi besar. Dalam Islam juga ada air yang masuk dalam sejarah, yakni Air Zam-Zam yang menjadi sejarah rangkaian ibadah Haji. Artikel ini akan membahas secara ringkas berkenaan dengan hubungan Islam dan pelestarian sumber daya air. Artikel ini dibagi menjadi 3 sub bagian, yakni (1) Air dan Islam, yang akan membahas air dalam dunia Islam dan Islam dalam membahas air; (2) Air, kehidupan dan krisis, yang akan membahas kegunaan air dalam kehidupan dan krisis air yang belakangan terjadi; dan (3) Air dan pelestariannya, yang akan membahas pelestarian sumber daya air baik dari sisi Islam ataupun umum.


Air dan Islam
            
Islam memandang bahwa air adalah hal yang penting untuk menunjang kehidupan manusia, bahkan sangat penting karena air adalah sumber kehidupan. Seperti termaktub dalam Firman Allah k berikut :

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?[2]
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَلَكَهُ يَنَابِيعَ فِي الأرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِ زَرْعًا مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَجْعَلُهُ حُطَامًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لأولِي الألْبَابِ
Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.[3]
            
Dari dua ayat di atas, ada satu kesimpulan yang dapat ditarik yaitu Allah k menurunkan air sebagai sumber kehidupan. Dalam ayat pertama air menjadikan segala sesuatu hidup dan di ayat kedua air menumbuhkan tanaman yang bermacam-macam warna. Dari sisi ilmiah pun jelas kita tahu bersama tanaman tidak bisa lepas dari air, bila tidak mendapat air maka tanaman pun akan layu dan mati. Begitupun manusia terlahir karena air (mani), selama hidup dia butuh air untuk kebutuhannya baik minum, memasak, mencuci dan sebagainya. Ini sudah menjadi bukti dari dua ayat tersebut di atas, bahwa Allah k benar-benar menurunkan air sebagai sumber adanya kehidupan.
            
Sebagai tambahan, Rasulullah Muhammad ` pun juga menyebutkan bahwa air merupakan unsur yang penting dalam pembentukan kehidupan, seperti yang disebutkan beliau ` dalam hadits berikut :

حَدَّثَنَا يَزِيْدُ أَخْبَرَنَا هَمَّامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَبِي مَيْمُونَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ إِنِّي إِذَا رَأَيْتُكَ طَابَتْ نَفْسِي وَقَرَّتْ عَيْنِي فَأَنْبِئْنِي عِنْ كُلِّ شَيْءٍ فَقَالَ كُلُّ شَيْءٍ خُلِقَ مِنْ مَاءٍ
Dari Yazid dari Hammam dari Qatadah dari Abi Maimunah dari Abi Hurairah, dia berkata kepada Rasulullah `, wahai Rasulallah `, sesungguhnya aku apabila melihatmu menjadi tenang jiwaku dan sejuk mataku, beritahukanlah kepadaku tentang segala sesuatu. Rasulullah ` menjawab:segala sesuatu diciptakan dari air”[4].
            
Itulah gambaran singkat bahwa Islam sangat memandang penting air. Dan masih banyak lagi ayat-ayat al-Qur’an atau hadits Nabi yang membahas dan berkaitan dengan air. Baik itu dari segi definisi, pengelompokkan, fungsi, sumber, siklus dan bahaya air.


Air, Kehidupan dan Krisis
            
Seperti tersebut dalam pendahuluan di atas, air adalah sumber daya utama yang dibutuhkan manusia dalam hidupnya. Manusia perlu air untuk kebutuhan makan dan minum, penjagaan kebersihan baik diri atau lingkungan, dan lain sebagainya. Selain itu, hewan dan tumbuhan juga memerlukan air untuk menunjang hidupnya. Namun, kini banyak sekali krisis air yang terjadi di tengah masyarakat. Menurut Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, “Krisis air disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah pesatnya pertumbuhan populasi, perubahan iklim dan industrialisasi.”[5] Selain itu juga, penyebab utama dari adanya krisis air adalah adanya perilaku eksploitatif oleh manusia sebagai pengguna air. Menurut Thalhah dan Achmad Mufid, karena adanya ketidakseimbangan dari eprtumbuhan dan populasi dengan alam terkhusus air itulah, menyebabkan mulai tahun 2005 2/3 dari manusia di dunia akan hidup dalam wilayah-wilayah yang terdampak kekurangan air.[6]
            
Sedangkan di Indonesia, krisis air memiliki 3 masalah utama, yakni kelangkaan sumber daya air, pencemaran air yang menjadikannya tidak layak pakai dan banyak bencana air seperti banjir. Indonesia sendiri sangat memntingkat pertumbuhan ekonomi dan infrastrukturnya yang terkadang kebanyakan mengesampingkan faktor ekologi dan lingkungan terkhusus air. Yang penting hanya membangun dimana saja, baik dengan membuka lahan, membakar hutan, menebang pohon dan sebagainya. Yang akhirnya malah hal tersebut menyababkan krisis air yang dialami semakin menjadi-jadi. Yang lebih mengherankan, hingga kini masih belum terlihat upaya pemerintah yang signifikan untuk mengatasi hal tersebut. Dan menurut Muhjidin Mawardi, Krisis air adalah bom waktu, karena konflik bisa terjadi antar kelompok pengguna air, antar wilayah, antar sektor, bahkan bisa memicu terjadinya konflik antar negara yang merupakan akibat tambahan dari krisis air yang tidak terjadi real time atau ecara langsung.[7]


Air dan Pelestariannya
            
Menurut Prof. Syamsul Anwar dalam kata pengantar buku Fikih Air menyebutkan bahwa, “Perlu dibangun kesadaran bersama tentang permasalahan air yang meliputi bagaimana pandangan tentang air, pemanfaatannya, konservasi dan kelestariannya, pengelolaannya dan mencukupi ketersediaan air bersih dengan adil bagi sleuruh masyarakat.”[8] Seperti dikutip penulis di pendahuluan, salah satu pendekatan yang paling efektif untuk mengatasi masalah lingkungan adalah pendekatan agama[9]. Apalagi Islam sebagai agama yang mayoritas dianut oleh penduduk Indonesia, pasti sangat bisa menggerakkan kekuatannya.
            
Kewajiban untuk menjaga dan melestarikan sumber daya alam terkhusus air ada di tangan seluruh manusia sebagai khalifah di bumi, bukan hanya di tangan segelintir orag saja, apalagi di tangan lembaga pemerhati lingkungan saja. Hal ini karena semuanya butuh air dan bertanggungjawab untuk menjaganya. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian air. Misalnya dengan membudayakan hidup bersih dan sehat, tidak melakukan penebangan liar, pembakaran hutan dan hal-hal lain yang dapat mengancam ketersediaan dan kebersihan air.
            
Menurut Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, beberapa contoh konkrit perilaku ramah air adalah : (1) Di level individu dan keluarga adalah membiasakan mematikan kran air bila sudah penuh atau tidak digunakan; (2) Di level masyarakat adalah dengan mewujudkan gerakan shodaqoh air kepada masyarakat yang kekurangan ketersediaan air; (3) Di level dunia usaha adalah dengan menciptakan dunia usaha yang tidak membuang limbah ke sungai; (4) Di level pemerintah adalah dengan menerbitkan legislasi dan mengakkan hukum terhadap masyarakat atau perusahaan yang mengakibatkan kerusakan sumber daya air.[10]
            
Menurut PP Muhammadiyah, sebagai seorang Muslim seharusnya dapat menjaga kelestarian lingkungan dengan cara misalnya dengan tidak melakukan tindakan yang dapat merusak lingkungan, membudayakan hisup bersih, sehat dan indah, melakukan amar ma’ruf nahy munkar dalam kegiatan yang menyebabkan kerusakan lingkungan, melakukan kerjasama dan aksi praktis demi terpeliharanya keseimbangan lingkungan, dan tentunya dengan mengamalkan ayat Tuhan dan Hadits Nabi yang berkaitan dengan kelestarian lingkungan[11].
            
Dan sudah tentu masih banyak cara-cara lain yang dapat dilakukan untuk menjaga kelstarian air yang belum disebut dalam artikel ini. Itu semua akan bisa terwujudk apabila setiap individu memiliki kesadaran untuk menjaganya, apabila hanya sebagian saja maka itupun akan sia-sia.



Kesimpulan
            
Air adalah sumber daya pokok yang dibutuhkan seluruh makhluk sebagai sumber dan penunjang kehidupan. Dengan adanya air, amak ada kehidupan dan sebaliknya. Namun, kini dunia tengah mengalami krisis air akibat perilaku eksploitasi yang dilakukan manusia. Tentu ini tidak bisa dibiarkan, harus ada upaya yang dilakukan untuk menjaga agar hal ini tidak terjadi terus-menerus dan air sebagai sumber  daya akan hilang selamanya. Salah satu pendekatan yang efektif yang dilakukan adalah pendekatan agama, khususnya Islam dengan banyak penganutnya. Banyak cara yang bisa dilakukan sebagai sumbangsih untuk kelestarian air. Yang paling utama adalah dengan menhayati dan mengamalkan ajaran Allah kdan Rasul ` Muhammad terkait kelestarian sumber daya alam terkhus air.

Wallahu A’lam bis Showab.




*Penulis adalah Mahasiswa Kelas 1-B Program Studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang.
[1] Santoso, Abdul Fattah,”Air dan Pemeliharaannya dalam Perspektif Islam”,Jurnal Tarjih 12,no.1 (2014):97.
[2] Al-Quran Surat Al-Anbiya’ ayat 30
[3] Al-Quran Surat Az-Zumar ayat 21
[4] Hadits Riwayat Imam Ahmad Nomor 10404
[5] Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah 3 (Yogyakarta:Suara Muhammadiyah, 2018),293.
[6] Thalhah dan Achmad Mufid, Fiqih Ekologi Menjaga Bumi Memahami Makna Kitab Suci (Yogyakarta:Total Media, 2008), xiii.
[7] Mawardi, Muhjidin, “Air dan Masa Depan Kehidupan”, Jurnal Tarjih 12,no.1 (2014):138.
[8] Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Fikih Air Keputusan Musyawarah Nasional Tarjih ke-28 di Palembang (Yogyakarta:Suara Muhammadiyah, 2016), vii.
[9] Lihat catatan kaki 1.
[10] Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah 3 (Yogyakarta:Suara Muhammadiyah, 2018),333-337.
[11] Abdurrahman, Asymuni, dkk, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (Yogyakarta:Suara Muhammadiyah, 2016), 89-91.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syari'ah-Fiqh-Fatwa-Qanun-Qadha' : "Makna, Persamaan dan Perbedaanya"

Hari Santri...Substansi dan Simbol...

Paradigma Advokasi Pelajar Berkemajuan