Hari Santri...Substansi dan Simbol...

     

 Perjuangan kemerdekaan nasional selalu identik dengan pergerakan kaum santri. Semenjak Sultan Agung, Pangeran Dipongoro, Sentot Ali Basya, Imam Bonjol di Sumatra, Pattimura dan Sultan Baabullah di Maluku, Sultan Hasanuddin dan Karaeng Galesung di Makasar, Sultan Abdul Hamid di  Banjarmasin dan masih banyak tokoh-tokoh santri yang meletakkan dasar-dasar perjuangan dan pergerakan nasional.
    Pergerakan kaum santri tidak lepas dari pengaruh dakwah walisongo, dari merekalah Islam menyebar di seluruh nusantara. Wali songo berdakwah dengan menggunakan pendekatan budaya, seni dan sastra. Tidak heran jika para wali sebagian besar adalah seniman, petani dan politisi yang cerdik. Sunan Kalijogo misalnya disamping dikenal sebagai salah seorang ulama yang alim beliau juga perancang busana, penggubah lagu sekaligus ahli pertanian yang handal.  Beberapa karya gubahan terkenal dari Sunan kalijogo adalah lagu "ilir-ilir " , lagunya sangat terkenal dan familier di masyarakat. Dakwahnya yang santun, menggembirakan, tidak suka mencela dan merendahkan kepercayaan agama sebelumnya menjadikan Sunan Kalijogo sangat disegani dan dihormati baik lawan maupun kawan.
    Begitu juga dengan Sunan Bonang, beliau juga menggubah beberapa lagu dan menciptakan alat musik gamelan yang kemudian elbih dikenal dengan nama "bonang", merevolusi  alat-alat  pertanian seperti sabit, clurit dan calok,  dengan keahlian dan ketrampilan yang dimiliki para wali berhasil mengenalkan Islam di kalangan masyarakat bawah tanpa kekerasan dan pertumpahan darah. Strategi dakwah walisongo dikenal ampuh dan efektif meng-Islam-kan Nusantara dalam waktu yang singkat, inilah yang kemudian disebut dengan dakwah kultural dengan menggunakan pendekatan sosial budaya. Perlahan tapi pasti masyarakat larut dalam agama Islam yang diajarkan para wali . Dalam waktu yang tidak terlalu lama sebagian besar masyarakat Nusantara sudah menganut Islam hingga saat ini. Sebagian besar masyarakat Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sumbawa, Ambon bahkan hingga Patani berbondong-bondong masuk Islam, setahap demi setahap mereka menyembah Allah Yang Ahad dan meninggalkan kepercayaan pagan atau animisme dan dinamisme yang dianut selama ini.


Hari Santri
    Pergerakan merebut kemerdekaan  Negara Republik Indonesia sebagian besar dilakukan oleh kaum santri dan pelajar baik di dalam maupun luar negeri. Para pelajar mahasiswa seperti Soekarno, Hatta, Yamin, Soetomo, Ki Hadjar Dewantoro, KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Asyári, Ki Bagus Hadi Kusumo, Kahar Muzakkir, Wahid Hasyim, adalah kolaborasi pelajar mahasiswa dan santri pelopor pejuang kemerdekaan Indonesia yang kemudian melahirkan Sumpah Pemuda, Boedi Oetomo, Sarikat Islam dan Muhammadiyah, semua berdiri sepakat membangun bangsa lewat perjuangan fisik dan non fisik. Kaum santri itulah yang memiliki jasa besar merebut kemerdekaan, karenanya sebagai Pelajar Muhammadiyah kita harus memahami jasa para pendahulu kita agar kita dapat mengisi kemerdekaan dengan benar dan baik.
    Akhir-akhir ini ada usaha sebagian kelompok yang ingin membelokkan arah perjuangan negara kita, mereka mencoba menutupi sejarah perjuangan kaum santri dan menggantinya dengan gerakan liberal dan sekular. Mereka ingin menghapus peran santri di bumi pertiwi.      Hari santri adalah bukti bahwa pemerintah mengakui keberadaan perjuangan para santri merebut kemerdekaan nasional termasuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap utuh terjaga dari gerakan saparatis dan pemberontakan yang ingin memisahkan diri. Pengakuan pemerintah ini semestinya kita sambut dengan penuh suka cita kemudian diikuti dengan implementasi berupa belajar dengan rajin,mengasah ketrampilan dan potensi yang dimiliki. Apa artinya hari santri jika kita tidak mampu mengisi dengan kerja keras dan prestasi.
    Para pelajar terutama Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) harus dapat menunjukkan prestasi yang lebih baik dibanding pelajar yang lain. Giat belajar, santun, berbudi baik dan penuh prestasi adalah cita-cita ditetapkanya Hari Santri Nasional. Baju taqwa, sarung dan kopyah hanyalah simbol bukannya tidak penting tapi yang disebut dengan santri bukan hanya bisa sekedar menunjukkan simbol atau atribut. Lebih dari itu Pelajar Muhammadiyyah ditagih mampu menujukkan eksistensinya dengan aktifitas dan prestasi. Rajin membaca al Qurän,  rajin shalat, giat  belajar, hormat kepada orang tua dan guru, disiplin dan bergaul dengan lingkungan yang baik  adalah substansi santri yang sesungguhnya.
    Pelajar Muhammadiyah adalah kumpulan para santri modern yang cerdas,rasional dan berbudi. Di tengah kehidupan modern seperti saat ini para pelajar Muhammadiyah tidak boleh larut terpengaruh pada kehidupan atau salah pergaulan, menggunakan obat-obat terlarang atau nongkrong di tempat-tempat yang kurang baik. Karena watak santri adalah pantang bergaul dengan teman yang tidak baik.
    Kita memiliki kewajiban mengisi hari santri dengan  aktifitas belajar, rajin membaca dan giat beribadah. Belajar adalah ibadah begitu juga dengan membiasakan hidup bersih, hemat, sopan,disiplin dan mencintai lingkungan dengan sikap seperti itu maka hari santri akan penuh dengan makna dan keberkahan. Indonesia adalah negara kita didirikan oleh kaum santri karena itu isilah kemerdekaan ini dengan prestasi layaknya santri ...... amiin

 Oleh Bapak Drs. Nurbani Yusuf, M.Si
Ketua PD. Muhammadiyah Batu
*dengan sedikit suntingan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syari'ah-Fiqh-Fatwa-Qanun-Qadha' : "Makna, Persamaan dan Perbedaanya"

Menuju Negara Hukum Demokratis yang Sebenar-benarnya